Senin, 30 Mei 2016

Antropologi Cinta



Antropologi Cinta, Istilah yang mengada-ada dan memang saya ada-adakan. Antropologi sendiri merupakan ilmu tentang manusia dan kebudayaannya, sementara cinta adalah uraian perasaaan tentang kasih, sayang. Cinta mau tidak mau, suka tidak suka merupakan hal yang menarik dan indah untuk dimaknai. Setiap manusia punya cinta walaupun kadarnya berbeda-beda. Orang-orang seperti Hitler skalipun memiliki cinta.
Cinta tidak saja dimaknai dengan lawan jenis, namun kepada sesama jenis, sesame manusia dan cinta terhadap bangsa, Negara dll.
Cinta yang sekarang menjadi pusat perhatian adalah cinta terhadap sesama manusia khususnya terhadap lawan jenis. Adalah sebuah naluriah yang manusiawi bila seseorang memiliki cinta dan menjatuhkan cinta pada seseorang lain. Cinta menciptaan kedamaian, cinta membawa ketenangan, cinta membawa kegembiraan.
Namun apa yang terjadi dewasa ini, terkadang karena cinta seseorang bertengkar, saling membunuh, dll dan akhirnya cinta berubah menjadi suatu kebencian. Proses ini mau tidak mau dipengaruhi oleh proses budaya dengan berbgai perubahannya. Perubahan budaya ketimuran yang mulai dipengaruhi budaya barat, paham kesetaraan gender, dll juga mempengaruhi pemaknaan cinta. Masuknya budaya kapitalis dan konsumeris terkadang mempengaruhi cinta. Dahulu cinta dilakukan dengan ketulusan saling memberi, rela susah asal saling cinta, namun sekarang cinta juga membutuhkan uang. Uang akan mempengaruhi kadar cinta seseorang, sehingga ketika uang habis maka boleh jadi cinta juga menipis, karena proses untuk mengkonsumsi berkurang, inilah realita cinta dalam budaya konsumeris.
Perilaku cinta dalam budaya liberalis pun membawa dampak yang cukup banyak dalam realita cinta anak muda. Budaya liberal yang bebas membawa seseorang memaknai cinta secara bebas dengan seenaknya sendiri tanpa peduli norma dan moralitas, free sex menjadi hal yang wajar bahkan sebagian ada yang menganggap dibutuhkan. Budaya inilah yang ternyata mempengaruhi pola perilaku cinta masyarakat Indonesia yang sebenarnya memiliki budaya ketimuran yang kental.
Pengaruh budaya seperti itu sudah mengakar dalam perilaku cinta masyarakat kita (saya bicara yang masih pacaran /belum nikah). Pacaran / cinta dimaknai dengan selalu bersama, bermesraan, dan berbagai hal lain, dan bila tidak seperti itu maka bukan pacaran/saling mencintai. Inilah konstruksi pacaran/cinta sekarang. Sehingga tak jarang pacaran mudah bertengkar, curiga, cemburu, bila tidk bersama dan bila kurang perhatian.
Maknailah cinta dengan ketulusan, kerelaan, dan keikhlasan. Karena sesungguhnya cinta adalah sesuatu yang indah. Berusahalah untuk menjadi orang yang mencintai, karena mencintai merupakan sebuah fluktuasi perasaan dan revolusi hati yang luar biasa yang memunculkan ketulusan, kelembutan, kerelaan, serta keindahan. Sampai-sampai kita tidak peduli apakah orang yang kita cintai mencintai kita. Yang kita pikirkan, kita akan melakukan yang terbaik untuknya dan kebahagiaanya.
Sungguh indah cinta seperti itu, bila setiap orang memaknai cinta demikian maka niscaya pertengkaran dalam cinta akan terminimalisir.
Untuk mendapatkan cinta yang murni, tulus, mulailah dari diri kita sendiri untuk mencintai dengan murni, tulus, yang merupakan bagian dari anugerah Tuhan. Karena terkadang cinta kita terkotori oleh nafsu: nafsu harta, nafsu rupa, nafsu ego. Cobalah mencintai dengan tulus, benar-benar apa adanya.
Inginkah anda menjalani cinta layaknya Habibie mencintai Ibu Ainun, dan Ibu Aninun mencintai Habibie. Indah, penuh ketulusan, dan itu mungkin the real cinta yang berasal dari hati yang bersih. Indah bukan??? Indah sekali… jelas indah donk…
Namun perlu diingat cinta paling tinggi tingkatannya adalah ketika sudah memaknai cinta sebagai bagian dari ibadah kepada Tuhan, kalau kita sudah bisa cinta pada Tuhan dengan sempurna maka cinta akan berada dalam level tertinggi.



 



Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/malikonline/antropologi-cinta_550071ee8133119a17fa782b


Sabtu, 15 Desember 2012

Sebuah Analisa: Kenapa Hukum Tak Berdaya Jika Menghadapi Koruptor ?

Studi kasus Bupati Kepulauan Aru Yang Dilindungi Saat Akan Ditangkap

Membaca 3 berita tentang terpidana koruptor Bupati Kepulauan Aru, Theddy Tengko, entah yang sakti pengacaranya, yakni Yusril Ihza Mahendra, entah karena dilindungi puluhan preman, ada terpidana koruptor yang sudah dinyatakan buron tapi bisa berkeliaran seenaknya, dan saat akan ditangkap bisa menolak dan melawan, bahkan pengacara dengan santai bisa bilang bahwa penangkapan tidak sesuai prosedur.

Yusril menyatakan bahwa penangkapan terpidana korupsi yang saat ini sedang buron itu adalah, bahwa kliennya dinyatakan tidak bersalah oleh pengadilan negeri. Meski putusan pengadilan negeri ini dianulir oleh putusan Mahkamah Agung (MA) yang menyatakan terpidana bersalah dan dijatuhi hukuman. Atas putusan Mahkamah Agung itu pengadilan negeri setempat melakukan sidang lagi mengkaji putusan MA tersebut dan sidang yang dipimpin majelis hakim (meski hakimnya hakim tunggal) memutuskan bahwa keputusan MA yng menyatakan bahwa terpidana bersalah dan harus dihukum adalah sebuah keputusan yang bisa tidak dijalankan.

Ini tentu mengherankan, masa Mahkamah Agung mengeluarkan keputusan bahwa terdakwa bersalah karena korupsi dan harus dihukum, dianulir oleh putusan pengadilan negeri yang menyidangkan hasil keputusan MA dan memutuskan bahwa keputrusan MA itu tidak sah atau bisa tidak dilaksanakan.

Lalu untuk apa para koruptor disidangkan sampai tingkat MA, dan dijatuhi hukuman, kalau ternyata pengadilan negeri bisa menyatakan bahwa putusan dan hukuman bisa tidak dijalankan

Maka sebaiknya ada pemeriksaan terhadap para hakim di pengadilan negeri kepulauan aru. ada apa dibalik semua ini?? Karena sejak awal mereka memutus bebas dan setelah MA membatalkan keputusan itu, serta menjatuhkan hukuman pada koruptor, kok berani membuat sidang lagi yang menganalisa putusan MA dan menyatakan putusan MA bisa tidak dijalankan.

Akibatnya, seperti berita yang lain,  saat kejaksaan mau menangkap buron terpidana korupsi, mereka berhadapan dengan pengacara & preman dalam jumlah yang banyak, dan meski banyak para polisi dari Polres Bandara Cengkareng Jakarta (entah mereka di pihak jaksa atau di pihak preman & ikut lindungi borunon sang terpidana korupsi bupati kepulauan Aru Theddy Tengko), akhirnya jaksa milih mundur karena situasi tidak aman bagi keamanan diri jaksa jika mau melaksanakan tugasnya, yakni menangkap buron

Dimana negara?
Apakah masih ada pemerintahan?
Kenapa hanya bisa tegas pada rakyat kecil, yang meski juga banyak kasus rakyat kecil tidak bersalah, tapi negara bisa kompak untuk tegas pada rakyat kecil.
Sedangkan untuk kasus yang melibatkan koruptor kakap dan para pencoleng uang negara, sering kali terkesan negara tidak hadir, seolah tidak ada pemerintahan di negara ini.

Simpati - Sarasehan Mandiri Pemberantas Korupsi

Sabtu, 25 Agustus 2012

Korupsi, Perspektif Antropologi

Amich Alhumami

Praktik korupsi di Indonesia sudah di luar nalar sehat. Korupsi itu bukan hanya dilihat dari miliaran rupiah yang dicuri, melainkan pelakunya juga orang-orang terhormat di lembaga kenegaraan dan pemerintahan.
Bahkan, di antara pelaku korupsi itu ada yang berasal dari akademisi dan aktivis gerakan antikorupsi, komunitas yang dianggap sebagai pengawal moralitas publik dan penjaga etika sosial. Ini fakta paradoksal sekaligus ironi tak terperi.
Bagaimana ilmu antropologi menjelaskan fenomena sosial yang merisaukan ini? Paling tidak ada tiga penjelasan.
Penjelasan pertama merujuk teori negara patrimonial, yang menempatkan pemimpin dan elite politik sebagai pemegang kekuasaan yang mendominasi sumber daya ekonomi-politik. Sebagai pemegang kekuasaan politik, sang penguasa bertindak selaku patron yang membangun hubungan patronase dengan para klien dalam posisi tidak setara. Para klien menjadi subordinasi sehingga mereka sepenuhnya bergantung pada sang patron. Mereka harus bersedia mengabdi dan melayani sang patron bila ingin mendapat bagian dan akses ke sumber daya ekonomi-politik itu.
Praktik inilah yang berlangsung di lembaga parlemen dan birokrasi pemerintahan Indonesia. Di sini terbangun hubungan segi-tiga-tergantung antara anggota DPR, birokrat, dan pengusaha. Anggota DPR selalu mengambil peran sebagai patron, baik bagi birokrat maupun pengusaha, yang selalu diposisikan sebagai klien. Untuk mendapatkan proyek atau aneka kontrak, pengusaha harus bersedia memberi all in services kepada anggota DPR dan birokrat.
Demikian pula birokrat harus melakukan hal sama, memberikan pelayanan prima kepada anggota DPR untuk mendapat persetujuan atas suatu kebijakan atau persetujuan alokasi anggaran untuk berbagai proyek pembangunan. Kasus Al Amin Nasution, Bulyan Royan, Yusuf Faishal, dan para pejabat BI harus dibaca dalam konteks relasi-kuasa-patronase ini.

Tukar hadiah
Penjelasan kedua merujuk teori gift exchange atau gift-giving dari ahli antropologi Perancis, Marcel Mauss (The Gift, 1954). Dalam masyarakat primitif, relasi sosial dan interaksi antarwarga berlangsung hangat dan dekat satu sama lain. Mereka membangun hubungan sosial yang bersifat face to face community interactions, tecermin pada kebiasaan bertukar hadiah (gift exchange) dan memberi bingkisan (gift giving).
Tukar hadiah menggambarkan suatu relasi harmonis di antara anggota masyarakat, melambangkan penghormatan/ penghargaan sesama warga masyarakat, merefleksikan kohesivitas sosial yang kokoh, serta melukiskan kedekatan personal di antara pihak yang terlibat dalam pertukaran hadiah.
Adapun pemberian bingkisan juga merupakan simbolisasi civic culture, social virtue, dan public morality di kalangan masyarakat primitif. Bila seseorang diberi hadiah, ia memiliki kewajiban moral untuk membalas pemberian hadiah itu dengan nilai setara sebagai ungkapan penghargaan dan aktualisasi nilai-nilai kebajikan sosial. Ini merupakan bentuk etika sosial yang menandai penghormatan kepada sesama warga masyarakat.
Namun, masyarakat modern membuat ”interpretasi kreatif” dan memberi makna baru tukar hadiah, dengan mengubah pemberian bingkisan menjadi kickback, pay-off, dan buy-off untuk memperlancar segala urusan dan mempermudah penyelesaian masalah. Masyarakat modern telah menyelewengkan fungsi sosial tukar hadiah sebagai instrumen untuk merekatkan hubungan antarwarga masyarakat. Penyelewengan makna pemberian bingkisan menjadi uang suap/uang pelicin jelas bertentangan dengan moralitas publik, etika sosial, dan civic virtue yang berlaku di masyarakat primitif.
Saksikan pemberian hadiah dalam makna baru kini bertebaran di ruang-ruang pertemuan informal di hotel-hotel berbintang, yang melibatkan anggota DPR, aparatur birokrasi, pejabat pemerintah, dan pengusaha yang berkepentingan mendapat proyek pembangunan dan kontrak pekerjaan.

Korupsi
Penjelasan ketiga merujuk teori cultural relativism terkait pengertian korupsi yang merujuk pada nilai-nilai budaya yang berlaku di suatu masyarakat (lihat Haller and Shore, Corruption: Anthropological Perspectives, 2005). Korupsi adalah konsep modern yang muncul dalam wacana modernitas sehingga definisi korupsi bisa saja berlainan dalam konteks budaya masyarakat yang berbeda-beda.
Dalam wacana modernitas, korupsi didefinisikan sebagai misuse of power, of public office, of entrusted authority for private benefits. Dalam pengertian ini, bila seorang pejabat publik menyalahgunakan kekuasaan atau menyelewengkan otoritas untuk kepentingan pribadi atau mendapat manfaat ekonomi dan keuntungan finansial dari jabatan yang diembannya, itu tergolong korupsi. Ini berbeda dengan pemahaman masyarakat di negara patrimonial saat kekuasaan mengalami personalisasi dan jabatan publik dianggap sebagai milik pribadi.
Dalam konteks budaya negara patrimonial, pengertian korupsi sebagai misuse of power for personal gains sama sekali tak berlaku. Bahkan, di masyarakat tertentu ada anggapan, mengalokasikan sumber daya publik—aset ekonomi produktif, pekerjaan, dan dana publik—kepada keluarga, kerabat, teman, dan kroni merupakan hal yang lumrah karena nilai-nilai budaya yang berlaku adalah personal/communal patrimony. Di sini batasan antara wilayah publik dan pribadi menjadi kabur sehingga korupsi dalam pengertian modern untuk konteks masyarakat demikian menjadi relatif sebagaimana relativitas budaya di masyarakat yang berbeda-beda itu (lihat Akhil Gupta, Blurred Boundaries: The Discourse of Corruption, the Culture of Politics, and the Imagined State, 1995).
Kini, simak ulang 18 modus operandi praktik korupsi di lingkungan pemerintah daerah seperti dilansir Kompas (23/8/2008), yang menunjukkan para pejabat publik mencampuradukkan antara public affairs dan private businesses. Padahal, pemisahan tegas kedua domain/ urusan itu—merujuk tradisi birokrasi Weberian—justru yang mendasari pendefinisian korupsi dalam wacana modernitas. Sungguh, imajinasi negara modern yang merujuk prinsip legal-rasional-kontraktual amat jauh dari alam pikiran para pejabat publik di Indonesia.
Amich Alhumami Sedang Riset untuk Disertasi ”Political Power, Corruption, and Witchcraft in Contemporary Indonesia”. Department of Anthropology University of Sussex, United Kingdom
Senin, 15 Desember 2008 | 00:13 WIB
http://cetak.kompas.com

Selasa, 24 Januari 2012

5 Kebiasaan Khusus Bloggers

Aktivitas Blogging ternyata bukan hanya sekedar hobi ataupun tuntutan pekerjaan. Dibalik semua kegiatan perbloggingan yang kita lakukan, banyak sekali manfaat yang akan kita peroleh. Meskipun kenyataannya, masih banyak orang yang tidak menyadari akan hal itu. Manfaat-manfaat  itu nantinya akan menjadi modal yang bagus dan menjadi kelebihan yang hanya dimiliki oleh seorang “blogger sejati”. So, Berbanggalah kalian Sobat Blogger yang menjadi seorang “Blogger Sejati”.  Mengapa “Blogger Sejati” ? karena hanya blogger-blogger yang menulis dengan kemampuannya sendiri yang memiliki kelebihan ini, bukan bloggers yang suka comot artikel orang, hehe. And the last, Inilah 5 kelebihan yang umumnya dimiliki oleh seorang Blogger dan tidak dimiliki orang lain.


1. Memiliki Kebiasaan Membaca
Yap benar, Membaca adalah kunci kesuksesan. Seperti yang kita ketahui , bahwa orang-orang di Jepang memiliki kebiasaan membaca, sehingga tak heran banyak ditemukan orang pintar disana. Sama halnya dengan para Blogger (sejati), untuk dapat membuat suatu tulisan yang bermutu sekaligus berbobot mereka perlu sumber alias perlu referensi bukan ? nah dalam proses riset yang mau ditulis oleh para blogger itu mereka tentu saja harus membaca!. Entah itu buku, artikel lama, koran, majalah ataupun sumber lainnya. Sehingga mustahil seorang Blogger tidak memiliki kebiasaan membaca.

2.Lebih Up-to-date
Inilah dampak tidak langsung dari membaca berbagai sumber informasi . Para Blogger menjadi terbiasa untuk terus memantau perkembangan-perkembangan informasi yang terjadi. Sehingga mayoritas Bloggers aku jamin orangnya Up-to-date. Bloggers ga up-to-date ? apa kata duniaaa….

3. Memiliki Banyak Ilmu
Sebagai orang awam yang masih baru dalam dunia blogging, aku ngga tahu menahu soal tips dan trik SEO, sehingga aku biasanya melakukan blogwalking untuk mempromosikan blogku ini. Nah dalam aktivitas blogwalking itu, biasanya aku berkunjung ke blog temen-temenku. Bayangkan aja jika aku sehari berkunjung ke 30 situs yang berbeda bahkan bisa lebih kalau hari libur dan banyak waktu! Dan di setiap situs itu menampilkan informasi-informasi yang berbeda-beda. Bagaimana Sobat Blogger? tentu akan banyak sekali informasi dan ilmu yang akan kita dapatkan, bukan ? Apalagi para pakar-pakar SEO atau pun owner blog tutorial, so pasti mereka memiliki ilmu yang bejibun di kepala mereka, hihi

4. Lebih Kreatif
Seperti yang aku bilang diatas, bahwa kelebihan-kelebihan ini mungkin hanya dimiliki oleh Bloggers yang sesungguhnya, bukan yang sukanya copy-paste artikel orang. Lebih Kreatif, itulah kelebihan lainnya yang dimiliki Bloggers. Bagaimana tidak ? para Bloggers tentu saja harus berpikir bagaimana agar tulisannya bisa menarik, enak dibaca, dan tidak membosankan. Mereka juga harus memikirkan bagaimana agar banyak pengunjung datang ke blog mereka, mereka juga selalu memikirkan bagaimana agar blognya lebih dikenal dan berbagai macam problem dalam dunia blog yang pasti mereka pikirkan. Dengan berbagai macam hal yang dipikirkan itu serta ditambah lagi persaingan di dunia blog yang tidak mudah, mereka dituntut untuk kreatif. Mereka dituntut untuk memberikan sesuatu yang berbeda, sehingga inovasi-inovasi baru memang sangat dibutuhkan. Secara tidak sadar, atmosfer persaingan itu akan menjadikan para Bloggers menjadi lebih kreatif.

5.Suka Tantangan
Aku bingung mau ngasi judul apa yang pas buat poin nomer 5 ini. Tapi mungkin “suka tantangan” udah lumayan ..hehe. Suka tantangan disini bukan berarti suka climbing, panjat pohon, traveling dan menjelajah alam. Suka tantangan disini lebih kepada mencoba hal-hal yang baru. Ini aku alami sendiri ketika pertama kali membuat blog, aku berpikir dalam hati, bisa ngga ya blogku nanti kaya blog ini. Ada sensasi tersendiri loh ketika blog yang kita kelola mengalami peningkatan. Tetapi, namanya manusia, emang ngga pernah puas. Setelah menguasai coding HTML dan menghias tema blog misalnya, kepingin belajar SEO, setelah bisa SEO pengen bisa dapet duit dari internet, begitu setererusnya. Nah keinginan untuk bisa belajar sesuatu yang baru, untuk bisa menyelesaikan masalah yang baru itulah yang disebut dengan “Suka Tantangan”. Mungkin ngga semua Sobat Blogger setuju sama pendapatku diatas, “aku buat blog cuma buat hobi aja kok, buat tempat menuliskan tulisanku yang ngga perlu optimasi SEO” apakah orang tersebut masih dianggap memiliki jiwa Suka Tantangan seorang Blogger. Tentu ! masa ngga kepingin seih tulisannya berkembang dan dilirik sama penerbit, hehe ^^

Mungkin ngga semua Bloggers mutlak memiliki ke-5 kelebihan diatas, tulisan diatas ditulis menurut pendapatku dengan sedikit riset, jadi mohon dimaklumi apabila ada kesalahan, hehe *melas. Oh iya, kalo mau ngasih masukan boleh kok, tingalin aja koment dibawah, aku menerima semua masukan kok. segitu dulu aja kali ya pendapatku tentang kelebihan yang dimiliki oleh seorang bloggers yang nnga dimiliki oleh orang biasa. See yo next time Sobat Blogger! Bye !

Rabu, 21 September 2011

Refleksi sejarah: Pertanian dan Antropologi

Di masa lampau, sekitar dasawarsa 70-an dan 80-an, orientasi pengembangan program-program Uncen mengacu kepada pengembangan tanaman-tanaman pertanian asli (ubi jalar, talas dsb.) yang inherent dengan pembangunan pedesaan (suku-suku asli Papua di kampung-kampung pedalaman). Hal tersebut tersirat dan tersurat jelas dalam Pola Ilmiah Pokok (PIP) Universitas Cenderawasih pada waktu itu yaitu Antropologi dan Ilmu-ilmu Pertanian. Sejak awal pembangunan Tanah Papua, telah diketahui pentingnya peran Antropologi dalam pengembangan masyarakat asli Papua yang perlu dijabarkan bersama-sama dengan Kajian-kajian Pertanian  dalam rangka meningkatkan taraf hidup Masyarakat Asli di Papua.  
Relevansi dan implikasi Antropologi dan Pertanian dalam Pembangunan Tanah Papua dijelaskan dalam "Buku Kenangan: 25 Tahun Uncen (1962-1987), pada Bab Pengembangan Universitas Cenderawasih menyongsong Tahun 2000  (1987) oleh Rektor Uncen -- halaman 30-31) yang saya kutip:
 " ............  Hubungan antara kepentingan daerah dengan pengembangan Universitas Cenrerawasih jelas tergambar dari Pola Ilmiah Pokok (PIP) Uncen yang sejak tahun 1976 telah ditetapkan yaitu:  1. Antropologi,  2. Ilmu-ilmu Pertanian.  Penetapan Antropologi dan Ilmu-ilmu Pertanian sebagai PIP bukan berarti bahwa hanya kedua bidang ilmu ini saja yang dikembangkan di Universitas Cenderawasih, namun kedua bidang tersebut mewarnai pengembangan program-program yang diselenggarakan oleh Uncen karena pentingnya kedua bidang ini dalam pembangunan daerah Irian Jaya. 
 Pendekatan antropologis sebagai salah satu metodologi yang dianut dalam pembangunan di daerah ini didasarkan atas beberapa kenyataan khusus yang bersifat antropologis/sosiologis daerah ini yaitu keragaman budaya penduduknya yang hidup dalam kelompok-kelompok kecil yang jaraknya berjauhan dan kondisi sosio-budaya penduduk asli yang tergolong dalam rumpun budaya Melanesia di Pasifik Barat Daya. Bahasa-bahasa daerah yang relatif sangat banyak memerlukan pengkajian-pengkajian khusus dan mendalam ….
 Berkaitan dengan prevalensi pertanian bahan pangan asli Papua (ubijalar, keladi dan sagu) pada masa itu Universitas Cenderawasih menyelenggarakan berbagai kegiatan di mana Institut Pertanian Bogor turut berperan.  Dapat dikisahkan antara lain hal-hal berikut. 
Salah seorang peneliti dari IPB, Sdr Dr Ir Fred Rumawas, terlibat dalam penelitian pemuliaan tanaman petatas (ubi jalar) di daratan tinggi Baliem, dalam upaya memperoleh strain  ubi jalar yang lebih  tinggi kandungan proteinnya (> 3 persen).  Hipotesis bahwa petatas di dataran tinggi (800 - 1600 m dpl.) merupakan makanan pokok orang asli Papua sedangkan tidak ada jenis makanan sumber protein lainnya, kecuali ternak babi yang hanya dikonsumsi pada peristiwa-peristiwa khusus. Hal ini berarti penduduk pedalaman dataran tinggi Baliem sebagian besar mengandalkan protein dalam gizinya dari kandungan protein dalam ubi jalar. 
Selanjutnya, staf Uncen Manokwari (sekarang UNIPA) Sdr Dr Ir Sunarto (S2 dari Agronomi IPB), lebih mengkhususkan penelitiannya kepada jenis-jenis kastela (keladi), makanan pokok orang asli Papua yang hidup di lereng-lereng pada ketinggian 300 – 800 m dpl.
Di dataran rendah, daerah pantai dan rawa (< 300 m dpl.). sagu dianggap sangat penting karena merupakan makanan pokok bagi penduduk asli Papua.  Banyak di antara peneliti Uncen Jayapura maupun Uncen Manokwari terlibat dalam kajian-kajian masalah sagu, baik dari aspek sosio-antropologi, maupun teknis pertaniannya.  Proyek Sagu Nasional di era Prof Dr B J Habibie menjabat Menristek, berdasarkan survei-survei yang dilakukan pada masa itu menempatkan Papua sebagai daerah yang memiliki potensi sagu paling besar di Indonesia, diikuti propinsi Riau.  Proyek sagu ini diketuai oleh Prof Dr Achmad Satari (mantan Rektor IPB).  
Arsip Agrarisch Proefstation Manokwari (sekarang menjadi bagian dari Universitas Papua) menunjukkan bahwa peneliti pertanian Belanda pada masa penjajahan telah mencanangkan ”polder plan rice estate” di daerah Merauke pada awal dasawarsa 1960-an. Di dataran rendah Merauke juga di masa Gubernur (Almarhum) Drs Busiri (tahun 1980-an) pernah direncanakan pembangunan perkebunan tebu, karena keadaan iklim musimnya (monsoon) dan topografi yang cocok untuk itu.
Penelitian Antropologi dalam kaitan dengan pembangunan pedesaan dilakukan di banyak daerah pedalaman Tanah Papua oleh tenaga UNCEN-SIL (kerjasama Universitas Cenderawasih dengan The Summer Institute of Linguistics, 1976 – 1990).    
Itulah sekilas lintasan masa lampau -- kiprah pembangunan yang dilakoni Universitas Cenderawasih yang saya anggap perlu diungkap – bukan untuk rujukan atau acuan kita  melangkah ke depan tetapi  sebagai bagian dari catatan sejarah pembangunan Tanah Papua. Pembangunan adalah perubahan dan kita tidak perlu merujuk masa lampau, tapi kita tetap bertumpu pada apa yang  telah dimulai.
Kini keberhasilan pembangunan di Tanah Papua sudah mulai tampak walaupun mungkin masih sangat jauh dari harapan. Hal yang menonjol terutama adalah peran putra daerah dalam kepemimpinan yang semakin prevalen, suasana perkotaan semakin ramai dan tampak lebih baik kondisi ekonominya, namun masyarakat rural di kampung-kampung pedalaman masih belum banyak terjamah pembangunan.  Inilah kenyataan yang menjadi perhatian utama kita – bagaimana memberdayakan masyarakat rural yang miskin, menjadikan mereka warga yang industrious dan mandiri.

Selasa, 20 September 2011

Cerita Banjir (Air Bah) Di Wandamen Catatan : Ini Adalah Sinopsis Dari Cerita Rakyat Yang Ditemukan Ongkodharma Pada Tahun 1983.


Pada suatu ketika hiduplah seorang wanita muda bernama Indorani. Hidupnya sederhana dan sebelum bersuami, ia hamil. Pada suatu hari yang indah ketika burung0burung sedang berkicau, indorani melahirkan seorang bayi laki-laki yang sehat dan menamakannnya Manawasi.
Pada hari yang ketiga, langit sangat gelap dan guntur menggelegar. Awan-awan berkumpul dan dimana-mana sangat gelap. Gelegar guntur terdengar dari seluruh bumi gelap dan hujan deras turun. Sungai-sungai mulai meluap dan orang mulai ditenggelamkan oleh air. Orang berbondong-bondong naik semakin tinggi. Banyak korban karena air yang mengganaskan itu.
Di daerah yang paling tinggi ada pohon raksasa yang berdiri kokoh. Pohon ini lebih tinggi dari pada air bah. Di pohon inilah Indorani dan dua orang temannya tergantung dengan selamat. Satu temannya adalah burung Cenderawasih dan satunya lagi adalah roh hidup yang berbentuk seekor  burung besar yang tidak ada namanya. Burung Cenderawasih dengan setia menolong Indorani dan mengambilkannya makanan dan air minum sedangkan burung yang besar itu melindunginya dari hujan dan angin ribut.
Setelah 40 hari dan 40 malam, matahari mulai menyinari daerah sekeliling yang menakutkan itu. Matahari bersinar terang dan angin mulai meniup ke seluruh penjuru dunia. Air bah itu menurun dan sedikit dan demi sedikit tanah di bawah pohon raksasa itu menjadi kering. Daerah ini disebut Sobiar. Indorani hamil anak keduanya lagi. Ketika waktunya hendak melahirkan, dia turun dari pohon. Di bawah pohon yang aman itu, dia melahirkan anaknya yang diberi nama Surui.
Dekat tempat itu ada gunung bernama Orbuan atau gunung karang, pada waktu itu  di atas gunung ini medarat sebuah kapal besar bernama Waipori yang mendarat ketika ketika air bah turun. Di kapal itu bekerja Tubopi dan isterinya Wisopi. Mereka mempunyai tiga anak laki-laki yang sudah menikah dan berkeluarga.
Ketika air bah menanti, mereka semua keluar dengan banyak pasangan binatang yang juga berada di kapal itu. Kapal itu juga membawa banyak makanan untuk setiap binatang dan manusia. Ketika mereka meninggalkan kapal itu, mereka sangat ribut sehingga terdengar oleh Indorani. Mereka semuanya bertemu di kapal yang bernama Waipori. Tubopi bersukacita melihat Indorani dan memintanya tinggal dengan mereka. Indorani menerima itu tawaran itu dan menjadi bagian dari keluarganya. Mereka hidup damai dan sentosa selama-lamanya.

Sumber : Kelompok Peneliti Etnografi 1993; Etnografi Irian Jaya “panduan social budaya”.

Minggu, 03 Juli 2011

Perang Bintang 2011 : AJANG PEMBUKTIAN BOAZ

Performa Persipura Jayapura luar biasa pada Djarum Indonesia Super League (ISL) 2010/2011. Status juara disabet klub berjuluk Mutiara Hitam itu tiga pekan sebelum ISL ditutup.
Persipura juga unggul delapan angka dari dua rival terdekatnya saat jadi yang terbaik.Anak asuh Jacksen F Tiago itu pun ingin melengkapi kejayaannya musim ini dengan memburu kemenangan pada Perang Bintang 2011.
Ajang ini merupakan puncak selebrasi ISL,yang mempertemukan Mutiara Hitam dengan tim All Stars yang diisi sejumlah bintang ISL musim ini hasil polling SMS. Pertandingan yang berlangsung di Stadion Mandala,Jayapura, sore ini, juga jadi pembuktian bagi Boaz Solossa. Kapten Persipura yang tampil cukup menawan musim ini sukses merebut gelar pemain paling produktif dengan 22 gol.
Setelah top skor di tangannya,pemain yang pernah mengalami cedera patah tulang fibula pada 2007 itu ingin melengkapi suksesnya dan Persipura. Pemain terbaik ISL adalah target Boaz selanjutnya. Penampilan menawan pada Perang Bintang bisa menjadi menambah nilai untuk Boaz dalam perebutan gelar ini.
Saingan pemain yang akrab disapa Bochi ini adalah striker Persija Jakarta Bambang ’Bepe’ Pamungkas dan Aldo Baretto,penyerang impor Persiba Balikpapan. Jacksen menyebut peluang Boaz seharusnya lebih besar daripada dua pesaingnya.Menurut dia,saingan pemain asal Sorong itu disebut sang arsitek adalah Greg Nwokolo.Tapi, gelandang serang Persija itu tak masuk nominasi.

”Greg sebenarnya layak jadi nominasi pemain terbaik.Perannya sangat vital untuk Persija musim ini.Tapi, dia tak masuk nominasi.Jika Greg masuk daftar calon pemain terbaik, dia saingan berat Boaz,”kata Jacksen. Tapi, sedikit bocoran siapa yang merebut pemain terbaik datang dari Manajer TI dan Komunikasi PT Liga Indonesia (Liga) Azwan Kharim.
Menurut Azwan, penjurian pemain terbaik masih akan melakukan rapat terakhir di Jayapura jelang Perang Bintang. Hanya, tim juri yang dipimpin Yopie Lepel diakui Azwan sedikit condong ke pemain lokal. ”Boaz dan Bepe bersaing. Tapi,Boaz unggul dengan tugasnya sebagai kapten Persipura dijalankannya dengan bagus musim ini.
Tapi,untuk Bepe, musim ini dia lebih sering jadi pemain cadangan,”tutur Azwan. Untuk pertandingan Persipura kontra tim All Stars,Jacksen mengatakan pasukannya siap tempur.Tapi, tiga nama absen pada laga yang disiarkan langsung antvmulai pukul 15.30 WIB,yaitu Hamka Hamzah, Emanuel Wanggai, dan Ricardo Salampessy.
”Skema kami mungkin sama,tapi cara main yang akan berbeda.Saya ingin pemain melakukan improvisasi sesuai kemampuannya untuk menyulitkan lawan,”kata Jacksen. Dari tim All Stars,Pelatih Nil Maizar mengatakan,skema 4-3-3 atau 3-5-2 kemungkinan akan dipakai.
”Bepe sudah bergabung sehingga membuat pilihan semakin banyak.Tapi, di tim ini setiap pemain memiliki keistimewaan sebagai bintang.Mungkin karakter mereka sudah diketahui pemain Persipura, itu yang kami waspadai,”tandas arsitek Semen Padang ini. wahyu argia/ decky jasri.

http://12paz.blogspot.com/